Tag Archives: Bali

Upacara Ngerupuk

Upacara Ngerupuk, Upacara Untuk Mengusir Bhuta Saat Sebelum Nyepi

Upacara Ngerupuk, Upacara Untuk Mengusir Bhuta Saat Sebelum Nyepi – Umat Hindu akan rayakan Nyepi pada Kamis, 3 Maret 2022. Nyepi ialah hari suci umat Hindu yang dirayakan tiap Tahun Baru Saka semenjak 78 tahun Masehi.

Dalam perayaannya, umat Hindu lakukan rangkaian upacara saat sebelum Nyepi. Satu diantaranya ialah upacara pengerupukan yang sudah dilakukan satu hari saat sebelum Nyepi persisnya di saat tilem atau malam bulan mati pada Sasih Kesanga.

Merilis situs resmi Pemerintahan Kota Denpasar, ngerupuk sebagai upacara yang sudah dilakukan untuk menyingkirkan Bhuta Saat atau kejahatan yang sudah dilakukan sore hari (sandhyakala) sesudah dilaksanakan upacara mecaru.

Upacara pengerupukan dilaksanakan slot gacor hari ini cara menebar nasi tawur di pelataran rumah, menerangi rumah, dan memukul beberapa benda apa untuk membuat suara ramai.

Ini dilaksanakan untuk mengusir Bhuta Saat dari lingkungan rumah, pelataran, dan lingkungan sekitar.

Khusus di Bali, upacara pengerupukan umumnya disemarakkan pawai ogoh-ogoh. Penyiapan pawai umumnya sudah diawali semenjak sore dan pawai akan berjalan sampai mendekati larut malam.

Ogoh-ogoh diarak bawa obor berkeliling-keliling desa dan kota, selanjutnya dibakar. Ini mempunyai tujuan untuk menaklukkan atau menyingkirkan Bhuta Saat dari pulau.

Ogoh-ogoh ialah karya seni patung sebagai realisasi Bhuta Saat atau arwah jahat yang menyukai mengusik manusia.

Dalam tuntunan Hindu Dharma, Bhuta Saat mempresentasikan kemampuan (Bhu) semesta alam dan waktu (Saat) yang tak terarah dan tak terpungkiri. Umumnya, Bhuta Saat dilukiskan sebagai raksasa dengan wajah dan badan menakutkan.

Lamanya proses pembikinan ogoh-ogoh bergantung kesukaran desain, ukuran, jenis bahan dan jumlahnya orang Baccarat Online yang melakukannya, bisa cuma sekian hari sampai beberapa minggu.

Adapun Nyepi asal dari kata sunyi atau senyap menurut bahasa warga di tempat. Sama sesuai namanya, semua umat Hindu melakukan catur brata penyepian dan menyepi.

Ini jadi momen umat Hindu untuk lakukan kontemplasi atau perenungan tentang kehidupan.

Dalam beribadah Nyepi, umat Hindu pun tidak menghidupkan api atau pencahayaan listrik. Disamping itu, masyarakat di Bali atau wisatawan tidak bisa beraktivitas seperti umumnya. Semua kegiatan dihilangkan, fasilitas umum ditutup terkecuali rumah sakit.

Ritual Aneh Yang Ada Di Dunia Diantaranya Ada Di Indonesia

Ritual Aneh Yang Ada Di Dunia Diantaranya Ada Di Indonesia

1. Sarung Tangan Semut Peluru

Bagi suku Satere-Mawe di Amazon, Amerika Selatan, ketika seorang anak laki-laki beranjak dewasa, dia dibawa pergi ke hutan https://www.smkn13jkt.net/ bersama seorang tabib dan anak laki-laki lain seusianya. Mereka diminta untuk menemukan dan mengumpulkan semut peluru (Paraponera clavata). Semut peluru mempunyai racun yang sangat kuat dan dapat melumpuhkan mangsa mereka. Rasa sakit yang disebabkan oleh gigitan semut perluru ini konon lebih besar daripada Hymenoptera (ordo biologi serangga) lainnya. Setelah semut dikumpulkan, hewan-hewan ini dimasukkan ke dalam sarung tangan yang terbuat dari anyaman bambu dan disisipi stinger (semacam pelepah) di dalamnya. Semut-semut itu kemudian dibius menggunakan ramuan tradisional yang diberikan oleh tabib. Sementara semut tak sadar diri karena pengaruh obat bius, anak laki-laki tadi memasukkan tangan mereka ke dalam sarung tangan. Saat semut mulai sadar, mereka mendapati diri terjebak, lalu marah dan agresif. Sedangkan si anak wajib mengenakan sarung tangan itu selama sepuluh menit, sembari menari agar mengalihkan pikiran dari rasa sakit. Namun, para pemuda suku Satere-Mawe harus menanggung rasa sakit ini sebanyak 20 kali, sebelum pada akhirnya mereka dapat membuktikan bahwa mereka adalah laki-laki sejati.

2. Melempar Bayi

Ritual aneh lainnya datang dari India. Di Negeri Taj Mahal ini, ada upacara melempar bayi yang baru lahir. Namun, keselamatan bayi tetap diutamakan. Saat bayi dilemparkan dari sebuah kuil setinggi 50 kaki, sejumlah orang telah bersiap menangkapnya dari bawah kuil menggunakan sehelai kain putih. Dibentangkannya kain itu lebar-lebar agar saat bayi dijatuhkan, ia tetap aman. Ritual melempar bayi telah berlangsung sejak 500 tahun terakhir di India. Awal kisah, dahulu kala ada pasangan yang bersumpah di kuil Sri Santeswar dekat Indi, di negara bagian Karnataka. Apabila mereka mempunyai anak, maka mereka akan rutin menjalankan ritual untuk berterima kasih kepada dewa. Setelah anak doa dikabulkan, mereka langsung menggelar ritual semacam itu, melempar bayi dari atas kuil sebagai gambaran bahwa sang anak adalah pemberian langsung dari dewa. Kini, ritual tersebut dilangsungkan pada minggu pertama bulan Desember. Ritual lempar bayi diyakini membawa kesehatan, kemakmuran dan keberuntungan bagi pengantin baru. Sedangkan kebanyakan bayi yang dilempar berusia di bawah dua tahun.

3. Memotong Jari Tangan

Suku Dani (atau Ndani) adalah penduduk Slot Gacor asli yang mendiami tanah subur Lembah Baliem di Papua Barat, Papua, Indonesia. Anggota suku ini memotong jari tangan mereka untuk menunjukkan duka saat upacara pemakaman. Ketika diamputasi, mereka juga mengoles wajah mereka dengan abu dan tanah liat sebagai ungkapan kesedihan. Mereka akan memotong jari tangan sebagai bentuk ungkapan cinta kepada seseorang yang meninggal. Ketika seseorang di suku Dani wafat, kerabatnya seperti istri atau suami memotong jari tangan dan menguburnya bersama jenazah suami atau istrinya. Jari tangan seorang suku Dani dinilai sebagai jiwa yang akan selalu hidup bersama dengan pasangannya. Jumlah jari yang dipotong tergantung pada jumlah orang meninggal yang dicintai.

4. Menari Bersama Jasad

Famadihana adalah tradisi pemakaman di Madagaskar. Ritual ini dilakukan dengan mengeluarkan jasad leluhur (berdasarkan silsilah keluarga), membungkusnya kembali dengan kain suci yang baru, lalu para pelayat berpesta dengan menari-nari di sekitar jasad, tentunya disertai iringan musik. Di Madagaskar, ritual ini dilakukan setiap tujuh tahun sekali. Tradisi tersebut dinilai mampu menyatukan keluarga besar dalam perayaan kekerabatan. Sebenarnya ini adalah momen untuk menghormati roulette online keluarga yang ditinggal mati. Para sanak saudara mengirimkan tulang jenazah ke rumah keluarga itu dan memperbarui makamnya. Hal ini dianggap menyatukan “ikatan” antara arwah mendiang dan keluarga yang masih hidup. Motif utama ritual tersebut berawal dari kepercayaan masyarakat setempat bahwa orang mati akan pergi menemui Tuhan dan terlahir kembali atau reinkarnasi.

5. Kikir Gigi

Salah satu upacara keagamaan Hindu terbesar di Bali, Indonesia adalah mengikir gigi. Upacara ini sangat penting dalam budaya Bali sebagai proses perjalanan dari masa pubertas sampai dewasa. Ritual ini ditujukan pada seluruh pria dan wanita dewasa Bali, dan harus diselesaikan sebelum menikah. Bahkan terkadang mengikir gigi dilakukan bersamaan dengan upacara pernikahan. Ritual kikir gigi dilaksanakan dengan merapikan gigi, termasuk gigi seri. Dalam sistem kepercayaan Hindu Bali, perayaan ini membantu orang membebaskan diri dari semua kekuatan jahat yang tak terlihat. Mereka percaya bahwa gigi adalah simbol nafsu, keserakahan, kemarahan, kebingungan dan kecemburuan. Ritual mengikir gigi membuat fisik dan spiritual seseorang kuat.

Tari Kecak: Sejarah, Makna hingga Tempat Pertunjukannya di Bali

Tari Kecak: Sejarah, Makna hingga Tempat Pertunjukannya di Bali

Sejarah, Makna hingga Tempat Pertunjukannya di Bali – Tari kecak adalah seni tari yang berasal dari Bali. Seni tari kecak ini dipertunjukkan oleh puluhan penari laki-laki yang duduk berbaris dengan pola melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan “cak, cak, cak” serta mengangkat kedua lengan.
Dalam buku karya Resi Septiana Dewi yang berjudul “Keanekaragaman Seni Tari Nusantara”, dalam menarikan tari kecak para penari duduk melingkar dan mengenakan kain khas Bali yang bermotif kotak-kotak seperti papan catur yang ditaruh di Slot deposit pinggang. Beberapa penari juga memerankan tokoh-tokoh seperti Rama, Shinta, Rahwana hingga Hanoman.

Berikut beberapa fakta tentang tari kecak yang berasal dari Bali:

1. Sejarah

Di tahun 1930-an, seniman Bali bernama Wayan Limbak dan pelukis asal Jerman bernama Walter Spies menciptakan tarian kecak. Tarian ini terinspirasi dari ritual tradisional yang dilakukan masyarakat Bali yang kemudian diadaptasi dalam cerita Ramayana dalam kepercayaan Hindu untuk dipertontonkan sebagai pertunjukkan seni saat turis datang ke Bali.

Tari kecak biasanya dilakukan oleh puluhan laki-laki bertelanjang dada dan mengenakan kain kotak-kota di pinggang hingga atas dengkul.

Tari kecak pertama kali dipentaskan di beberapa desa saja salah satunya adalah Desa Bona, Gianyar. Namun berkembang ke seluruh daerah di Bali dan selalu dihadirkan saat kegiatan-kegiatan seperti festival yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta.

Bali, Indonesia – June 5, 2013: Traditional Ritual Balinese Kecak dance with elements of trance performed by men artists in traditional costumes at Uluwatu Temple in the evening. Foto: Getty Images/dislentev

2. Jumlah Penari Kecak

Umumnya tari kecak dimainkan oleh 50 penari laki-laki. Dari semua penari akan mengeluarkan suara “cak” sehingga membentuk musik secara akapela. Satu orang akan bertindak sebagai pemimpin yang memberikan nada awal, seorang lagi bertindak sebagai penekan yang bertugas memberikan tekanan nada tinggi atau rendah dan seorang lagi bertindak sebagai dalang yang mengantarkan alur cerita.

Di tahun 1979, tari kecak pernah dilakukan oleh 500 penari. Namun rekor tersebut dipecahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan yang menyelenggarakan kecak kolosal dengan 5.000 penari pada 29 September 2006.

3. Gerakan dan Properti Tari Kecak

Gerak penari kecak tidak harus mengikuti pakem-pakem tari yang diiringi oleh gamelan. Sehingga dalam tari kecak ini gerak tubuh penari lebih santai dan yang lebih diutamakan adalah jalan cerita dan perpaduan suara.

Tarian kecak juga disebut dengan ritual sanghyang. Dalam tarian ini ada beberapa properti yang terlihat yaitu bara api, bunga kamboja, gelang kerincing, selendang hitam putih, topeng hingga tempat sesaji yang membuat tari kecak terkesan semakin sakral dan mistis.

4. Makna Pertunjukkan Tari Kecak

Ketika menonton tari kecak, pastikan kamu membaca skrip ringkas yang diberikan saat membeli tiket agar memahami makna dari tarian kecak.

Tari kecak merupakan ritual shangyang atau tradisi menolak bala yang diselipkan kisah Ramayana di dalamnya. Tari kecak menceritakan tentang pencarian Permaisuri Shinta, Raja Rama dibantu oleh Hanoman. Hanoman lalu memporakporandakan tempat penyekapan Permaisuri Shinta dengan membakarnya. Namun Hanoman justru terkepung oleh prajurit Raja dan Rahwana dan hampir terbakar.

Pada awalnya Raja Rama mengalami kekalahan, tetapi tidak menyurutkan kesungguhan Raja Rama menyelamatkan permaisurinya. Raja Rama berdoa dengan sungguh dan kemudian berusaha kembali. Pada akhirnya Raja Rama dapat menyelamatkan Permaisurinya.

Sehingga makna nilai moral dalam tarian kecak ini ialah kasih yang tulus akan menang dengan doa dan kesungguhan.

5. Lokasi Pertunjukkan Tari Kecak

Menyaksikan tari kecak bisa dilakukan di beberapa lokasi. Salah satunya adalah Pura Luhur Uluwatu dan juga Garuda Wisnu Kencana.

Namun slot thailand di masa pandemi ini, tari kecak agak berbeda. Para penari menggunakan APD dan juga penonton diwajibkan untuk menjaga jarak demi pencegahan virus corona.

Mengenal Suku Majapahit Di Bali

Suku yang mendiami Pulau Dewata, Bali, ada sebernya ada beberapa, tetapi secara umum, dapat dikatakan ada dua bonus new member suku mayoritas. Pertama, suku Bali Aga, dan kedua suku Bali Majapahit. Selain suku Aga yang ada di Bali, ada pula suku Bali Majapahit. Suku ini berasal dari pendatang Jawa yang sebagian besar tinggal di Pulau Bali khususnya berada di dataran rendah. Suku tersebut mendiami kerajaan yang menjadi cikal bakal agama hindu yang berkembang pesar dalam bali. Dari situ agama yang menjadi mayoritas di pulau tersebut menjadi tersebar.

Suku Bali Majapahit ini boleh dikatakan lebih banyak daerah pendudukannya. Dan umumnya mereka mendiami daerah-daerah pesisir pantai dan menguasasi daerah-daerah atau kantong-kantong pariwisata yang ada di Pulau Dewata. Karena dengan banyak nya orang yang mendiami pulau tersebut. Orang di sana memiliki kepercayaan yang sangat kental dan budaya yang masih sangat di pertahankan pada pulau bali.

Dalam bahasa Bali, Suku Bali disebut sebagai Wong Bali, Anak Bali, atau Krama Bali. Suku ini adalah kelompok etnis mayoritas di Pulau Bali. Jumlah populasi Suku Bali yang tinggal di Pulau Bali sekitar 3,3 juta jiwa. Sementara ada sekitar 600.000 jiwa yang tersebar di beberapa wilayah di tanah air.  Walau bali di sebut pulau slot gacor terbaru dengan penduduk yang mengandalkan pariwisata sebagai tujuan utama nya. Bali menjadi sebuah aset yang besar dalam negara indonesia karena dengan pariwisata yang sangat memanjakan turis untuk berkunjung.

Penduduk asli suku Bali Aga ini bermukim di pegunungan karena masyarakatnya menutup diri dari pendatang yang mereka sebut dengan Bali Hindu, yakni penduduk keturunan Majapahit. Selain itu, masyarakatnya juga menganggap bahwa daerah di pegunungan ialah tempat suci karena daerah tersebut banyak sekali puri dan kuil yang dianggap suci oleh masyarakat Bali.

Keturunan Austronesia

Jauh sebelum terbentuknya masyarakat Bali keturunan Majapahit (Wong Majapahit), masyarakat Bali diperkirakan konon berasal dari keturunan “Austronesia”. Mereka telah tinggal secara berkelompok dengan pemimpinnya masing-masing di wilayah Bali.

Kelompok-kelompok inilah yang kemudian menjadi beberapa desa di Pulau Bali. Mereka adalah orang Bali Aga yang dikenal dengan nama Pasek Bali.

Rumah Adat Bali

Rumat adat Suku Bali dibangun dengan mengacu pada keselarasan hubungan antara manusia, alam dan Sang Pencipta. Konsep pembangunannya bernama Asta Kosala Kosali. Keselarasan 3 aspek itu disebut dengan Teri Hita Kirana. Penataan pembangunan dilandaskan pada anatomi tubuh manusia. Pengukurannya pun menggunakan satuan tersendiri yang dihitung dengan ukuran bagian tubuh.

Migrasi Penduduk Kerajaan Majapahit

Gelombang ketiga sekaligus slot gacor maxwin yang terakhir adalah leluhur masyarakat yang berasal dari Pulau Jawa. Setelah Raja Majapahit Hayam Wuruk wafat, masa kejayaan Majapahit tak berlangsung lama mengalami keruntuhan. Hal ini juga dibarengi dengan persebaran agama Islam pada abad ke-15. Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam berusaha menaklukkan Majapahit yang merupakan kerajaan Hindu.

Upacara Melasti , Upacara  Penyucian Yang Dilakukan Menjelang Nyepi

Upacara Melasti , Upacara Penyucian Yang Dilakukan Menjelang Nyepi

Upacara Melasti – Bali memang dikenal memiliki banyak budaya , mulai dari upacara hingga adat istiadat Bali yang tidak akan ditemukan di tempat lainnya. Adat Istiadat di Bali telah diwariskan dan dilestarikan dari generasi ke generasi. Seiring berkembangnya jaman , tradisi unik di Bali disuguhkan menjadi sebuah atraksi bagi wisatawan yang datang berkunjung.

Pada artikel kali ini kami akan membahas salah satu upacara adat dari Bali yang bernama Upacara Melasti. Buat yang belum tahu , upacara Melasti merupakan salah satu upacara ritual penyambutan Tahun Baru Saka atau Hari Raya Nyepi yang bertujuan untuk menyucikan diri dan membersihkan alam dari energi negatif. Menurut kepercayaan warga setempat , upacara ini mampu membimbing mereka dalam menjaga hubungannya dengan aspek Tri Hita Karana, yang artinya menjalin hubungan harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.

Upacara Melasti

Upacara Melasti

Tahun baru Saka bagi umat Hindu Bali merupakan kesempatan untuk memulai kembali kehidupan dengan hati yang suci. Melalui ritual amati geni pada Hari Raya Nyepi, setiap umat Hindu pada hakikatnya mendapat kesempatan untuk mengevaluasi capaian hidupnya selama satu tahun yang lalu dan menyusun ulang situs judi slot terpercaya rencana hidup satu tahun mendatang.

Pada 2 atau 4 hari menjelang Nyepi , masyarakat Hindu Bali melakukan ritual pensucian diri dan lingkungannya yang disebut dengan upacara Melasti. Upacara Melasti dapat didefinisikan sebagai nganyudang malaning gumi ngamet tirta amerta, yang berarti menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan. Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai asal tirta amerta atau air kehidupan.

Sumber sumber air ini memberikan kehidupan bagi seluruh makhluk hidup, termasuk umat manusia. Maka dari itu , upacara Melasti selalu diadakan di tempat-tempat khusus seperti tepi pantai atau tepi danau.

Upacara Melasti

Dalam upacara ini , masyarakat datang secara berkelompok ke sumber-sumber air seperti danau dan laut. Setiap kelompok atau rombongan berasal dari satu kesatuan wilayah yang sama, semisal dari banjar atau desa yang sama. Rombongan tersebut biasanya akan membawa perangkat-perangkat slot 777 online keramat peribadahan, yaitu arca, pratima, dan pralingga dari pura yang ada di wilayah masing-masing untuk disucikan. Setiap anggota masyarakat juga menyiapkan sesajian sesuai kemampuan masing-masing yang merupakan bagian pelengkap dari upacara Melasti.

Sebelum upacara Melasti dimulai , biasanya panitia akan menyediakan sebuah meja atau panggung yang diposisikan membelakangi laut atau danau. Meja ini digunakan sebagai tempat berbagai perangkat suci peribadahan dari pura beserta beraneka jenis sesajian.

Seluruh anggota rombongan kemudian duduk bersila menghadap ke arah jajaran perangkat ibadah dan sesajian tersebut, sekaligus menghadap ke sumber air suci. Pemuka agama (pemangku) setempat kemudian akan memimpin berjalannya prosesi upacara. Para pemangku berkeliling dan memercikkan air suci kepada seluruh anggota masyarakat yang hadir serta perangkat-perangkat peribadatan dan menebarkan asap dupa sebagai wujud pensucian.

Setelahnya dilakukan ritual persembahyangan (panca sembah) oleh seluruh anggota rombongan. Para pemangku akan memberikan air suci dan bija. Air suci ini akan diminum , sedangkan bija akan dibubuhkan ke dahi setiap umat yang datang. Setelahnya , perangkat-perangkat peribadahan diarak kembali ke pura untuk menjalani beberapa tahapan ritual yang lain.

Upacara Ngaben , Tradisi Masyarakat Hindu Di Bali Dengan Membakar Mayat

Upacara Ngaben , Tradisi Masyarakat Hindu Di Bali Dengan Membakar Mayat

Upacara Ngaben – Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman suku dan budaya. Hal ini yang membuat kita dapat menemukan banyak ritual adat yang unik di berbagai penjuru Nusantara. Biasanya upacara adat ini berupa ucapan syukur, penghormatan kepada leluhur, hingga upacara pemakaman.

Bicara soal upacara pemakaman , ada sebuah Judi Slot Online Terpercaya tradisi prosesi pemakaman adat yang sudah begitu terkenal dan mengakar kuat dalam keyakinan warga Hindu Bali, yaitu Ngaben. Mereka percaya jika ngaben dapat menyucikan roh anggota keluarga yang sudah meninggal dunia menuju ke tempat peristirahatan terakhir. Nah pada artikel kali ini kami akan membahas secara lengkap mengenai upacara Ngaben tersebut.

Pengertian Upacara Ngaben

Upacara Ngaben

Ngaben berasal dari kata “beya” yang artinya bekal. Ngaben disebut juga palebon yang berasal dari kata “lebu” yang berarti prathiwi atau tanah (debu). Untuk membuat tubuh manusia meninggal dunia menjadi tanah slot terbaru, salah satunya dengan dibakar. Simpelnya , upacara Ngaben adalah prosesi pembakaran mayat atau kremasi bagi penganut Hindu Bali. Ritual pembakaran mayat tersebut ditujukan sebagai simbol untuk menyucikan roh orang yang telah meninggal.

Upacara Ngaben

Uniknya, kita tidak akan menemukan isak tangis dari para keluarga yang ditinggalkan , malah justru upacara ini dilakukan dengan penuh semarak. Sebab mereka menganggap jika tangisan hanya akan membuat kematian seseorang terhambat untuk menuju ke alam baka.

Upacara Ngaben terdiri dari beberapa tahap sebelum masuk ke dalam pokok utamanya yaitu proses pembakaran mayat. Nah berikut ini adalah proses tahapan dari Upacara Ngaben.

Proses Tahapan Upacara Ngaben

Ngulapin

Upacara yang hanya dilakukan jika seseorang meninggal di luar rumahnya , baik itu di rumah sakit atau sebagainya. Dimaksudkan https://www.fsnoi.org/ untuk memanggil Sang Atma, upacara ini dapat berbeda-beda di setiap daerah tergantung tradisi setempat.

Nyiramin

Upacara yang biasa dilakukan di dalam rumah. Biasanya ketika proses ini berlangsung akan disertai dengan penambahan simbol-simbol seperti bunga melati di lubang hidung atau daun intaran di alis serta perlengkapan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar roh mengalami reinkarnasi, dianugerahi anggota badan yang lengkap.

Ngajum Kajang

Selembar kertas putih akan ditulisi oleh tetua adat yang kemudian akan ditekan sebanyak tiga kali oleh keluarga, dengan maksud agar memantapkan hati judi casino online keluarga yang ditinggal. Sehingga, roh dapat segera menuju ke tempat seharusnya.

Ngaskara

Upacara yang memiliki makna untuk menyucikan roh yang telah meninggal. Tujuannya yaitu agar roh dapat bersatu dengan Sang Hyang Widhi Wasa dan menjadi pembimbing bagi mereka yang masih bermain slot di dunia.

Mameras

Upacara yang dilakukan apabila yang meninggal sudah memiliki cucu. Sebab sang cucu lah yang akan menuntun mendiang melalui doa-doa.

Papegatan

Upacara yang bertujuan untuk memutuskan hubungan duniawi dan keluarga agar perjalanan roh tidak terhambat menuju ke alam baka. Artinya pihak keluarga sudah ikhlas melepas kepergia mendiang.

Pakiriman Ngutang

Upacara yang membawa jenazah ke tempat pekuburan setempat dengan menggunakan bade atau menara pengusung jenazah. Biasanya upacara ini akan diiringi dengan suara baleganjur ataupun angklung. Dalam perjalanan , jenazah akan diputar sebanyak 3 kali melawan jarum jam dengan maksud mengembalikan Panca Maha Bhuta ke tempatnya masing-masing.

Ngeseng

Upacara pembakaran jenasah yang telah dibaringkan di tempat yang disediakan disertai sesaji dan banten. Nantinya tulang tulang dari hasil pembakaran akan digilas dan dirangkai dalam buah kelapa gading yang telah dikeluarkan airnya.

Ngayud

Proses menghanyutkan abu di sungai atau laut yang memiliki makna sebagai penghanyut segala kekotoran yang masih tertinggal pada roh mendiang.

Makelud

Upacara yang hanya dilaksanakan 12 hari setelah prosesi pembakaran jenazah. Maksud dari upacara ini adalahmembersihkan dan menyucikan kembali lingkungan keluarga akibat kesedihan yang dialami keluarga setelah ditinggalkan.